Pemupukan yang Teratur Bantu Tanaman Cabai Panjang Umur
Pemupukan yang Teratur Bantu Tanaman Cabai Panjang Umur. Foto: flickr.com
(Istimewa)Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang strategis memiliki harga jual yang tinggi dan kandungan gizi yang berguna bagi kesehatan. Manfaat tanaman cabai selain sebagai bumbu dapur juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sambal dan dapat diproses menjadi bubuk kering serta sebagai bahan obat.
Ada beberapa tips agar tanaman cabai bisa tumbuh dan berkembang dalam periode waktu yang lama.
- Jaga kelembaban media tanam
Kebutuhan air pada tanaman cabai harus disesuaikan dengan cuaca. Jika cuaca panas, tanaman cabai perlu disiram dua kali sehari. Jika curah hujan tinggi, penyiraman dapat dilakukan secara kondisional karena bunga atau buah cabai akan mudah rontok apabila terlalu banyak disiram.
- Bersihkan gulma dan hama
Apabila terlihat ada tanaman liar di sekitar cabai, bersihkan rumput liar tersebut supaya cabai bisa tumbuh lebih baik. Selain itu perlu juga dilakukan pemangkasan tanaman untuk membasmi gulma dengan menggunting pucuk tanaman secara perlahan yang bisa dilakukan sebulan sekali. Jika tidak dibersihkan, gulma dapat mengurangi pasokan nutrisi pada tanaman cabai.
- Memonitor pertumbuhan cabai
Kesehatan tanaman cabai perlu selalu diperhatikan, salah satunya dengan menghindarkannya dari hama yang dapat membuat cabai busuk bahkan mati.
Salah satu pencegahan dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida saat sore menjelang malam. Namun apabila cabai sudah mulai membusuk, coba berikan obat serta tambahan pupuk untuk membuat cabai kembali segar.
- Beri cabai nutrisi menggunakan pupuk
Pupuk menjadi pemberi nutrisi paling bagus untuk cabai, apalagi jika yang digunakan adalah pupuk kompos, organik atau kandang. Pupuk perlu diberikan pada dua minggu awal sejak cabai ditanam. Setelah itu, pemberian rutin dapat dilakukan sebulan sekali. Pupuk dapat diletakkan di atas permukaan tanah pada cabai yang ditanam di dalam pot, namun jika cabai ditanam di tanah langsung, pupuk dapat diletakkan ke dalam tanah yang dekat dengan akar pohon.
Pemupukan dasar dilakukan agar pada saat fase vegetatif hingga berbuah, tanaman cabe tidak mengalami kekurangan nutrisi. Caranya dengan menyesuaikan dosis yang akan digunakan dengan musim tanam saat itu.
Misalnya, ketika musim hujan dosis pupuk yang dapat Anda gunakan ialah 400Kg SP-36, 3 ton Dolomit, 150 Kg Za, 400 Kg KCL, dan 6 ton pupuk kandang. Sementara pada saat kemarau, Anda dapat menggunakan 350 Kg SP-36, 200 Kg Za, 350 Kg KCL, dolomite sebanyak 2 ton serta 5 ton pupuk kandang. Aplikasikan pupuk tersebut dengan disebar merata pada permukaan bedengan kemudian diaduk pada kedalaman 15-20 cm. Setelah itu, biarkan pupuk selama 2-3 minggu agar dapat tercampur dan larut terdegradasi dengan tanah. Kemudian, Anda dapat menutup lahan tersebut menggunakan plastik mulsa.
Ketika musim hujan, maka akan lebih efektif dilakukan dengan cara menaburnya, sedangkan saat musim kemarau lebih baik jika dilakukan dengan cara dikocor. Biasanya, petani melakukan pemupukan susulan saat cabe memasuki umur 10 hari setelah tanam atau ketika akar tanaman dapat tumbuh di lahan baru (bisa beradaptasi).
Jangan sampai menunggu tanaman cabai menjadi kurus dan terlihat kurang hijau dulu baru dilakukan pemupukan. Waktu yang tepat untuk memupuk cabai adalah setiap 10 hari sekali, ketika tanaman cabai mulai dapat dipanen.
Pemupukan dilakukan dengan cara pengocoran dengan dosis pemupukan yang tentunya sudah disesuaikan dengan jenis pupuk, usia tanaman dan juga kondisi lingkungannya. Penggunaan pupuk kimia yang terlalu banyak memang membuat tanaman cabai cepat berbuah, akan tetapi hal ini juga memiliki efek yang kurang baik karena tanaman menjadi cenderung terlalu cepat tua.
Oleh karenanya, penggunaan pupuk organik bisa dilakukan sehingga menjadi solusi untuk pemupukan berimbang. Upaya ini sudah dilakukan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dengan mengembangkan berbagai pupuk ramah lingkungan (eco-friendly product). Untuk pupuk hayati (Biotara dan Ecofert) dikembangkan bahan aktif mikroba unggul dengan bahan pembawa organik (kompos dan humat) serta mineral (zeolit).
Biotara merupakan pupuk hayati yang adaptif dengan tanah masam lahan rawa dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman serta keberlanjutan sumber daya lahan. Keunggulan: Meningkatkan efisiensi pemupukan N dan P/ menghemat pemupukan NPK hingga 25% dari dosis standar lahan rawa. Mendekomposisi sisa-sisa organik Upaya selanjutnya melakukan penyemprotan pestisida pada cabai lebih baik menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sekitar.
Teknik Memetik Cabai Agar Tanaman Tidak Cepat Mati
Selain melakukan pemupukan, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tidak sembarangan dalam memetik cabai karena ada ada tekniknya. Pemetikan yang asal asalan bisa menimbulkan masalah, seperti merusak bunga yang tumbuh disekitar ketiak batang cabai, menghambat pertumbuhan secara keseluruhan, menurunkan kualitas panen cabai berikutnya dan merusak tunas baru hingga mematikan bagian buah yang sedang tumbuh.
Adapun hal yang harus dilakukan saat memanen cabai seperti pemanenan dengan cara memetik buah dengan tangkainya agar cabai bisa disimpan lebih lama, lalu buah cabai yang rusak akibat hama atau penyakit tetap dipanen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman yang sehat.
Waktu pemanenan harus dilakukan pagi hari karena bobot buah dalam kondisi optimal dan belum terjadi penguapan, memetik cabai jangan dicabut atau ditarik ke arah atas melainkan diplintir searah jarum jam karena jika ditarik ke atas dapat menyebabkan bunga berguguran sebelum terjadi fertilisasi atau penyerbukan bunga.
Selain itu pencabutan cabai secara berulang dapat menurunkan kualitas buah dan pemanenan diprioritaskan pada buah yang sudah matang di pohon serta lakukan sortasi atau pemilihan buah. pada beberapa tanaman cabai yang berbuah lebat, kadang memiliki bunga yang berhimpitan dengan buah yang matang sehingga pemetikan dilakukan dengan cara diputar perlahan searah jarum jam menggunakan tangan kanan agar ruas batang dan bunga tidak rontok.
Meskipun sangat produktif, tanaman cabai yang diusahakan oleh petani rata-rata memiliki umur tanam selama 6 bulan dalam setiap periode tanamnya. Dengan umur tersebut biasanya tanaman hanya bisa dipanen sebanyak 16 kali petikan atau paling banyak 20 kali. Setelah itu, umumnya tanaman cabai mulai menunjukkan penurunan dalam produktivitasnya.
Dengan menggunakan teknologi budidaya yang tepat serta pengalaman cara bertanam yang baik, tanaman cabai dapat diperpanjang umur produktifnya hingga 18 bulan lebih dengan masa pembungaan dan produksi secara terus menerus tanpa henti.
Caranya dengan menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan secara rutin. Rumput yang mulai tumbuh pada bedengan cabai ataupun pada sela-sela plastik mulsa perlu dengan segera dilakukan penyiangan. Jangan menunggu sampai rumput pengangu tanaman cabai menjadi besar, karena semakin besar rumput akan semakin dalam akarnya dan bisa sangat mengganggu akar cabai. (*)