Free cookie consent management tool by TermsFeedPKT Bersama Lima Perusahaan Dunia Riset Produksi Ammonia Hijau - Demfarm
logo-demfarm

PKT Bersama Lima Perusahaan Dunia Riset Produksi Ammonia Hijau

·
Manfaat green ammonia
Manfaat green ammonia (Manfaat green ammonia)

PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT), salah satu produsen pupuk urea dan NPK terkemuka di Indonesia sekaligus terbesar di Asia, mengumumkan kemitraan strategis bersama lima perusahaan riset dunia untuk meningkatkan produksi ammonia hijau berkelanjutan. Kemitraan ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri pupuk sekaligus mendukung transisi menuju praktik berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.

PKT, bersama dengan perusahaan riset internasional yang terkemuka, akan melakukan kolaborasi dalam membangun fasilitas produksi ammonia hijau yang inovatif di Bontang, Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk menggantikan produksi ammonia konvensional yang menggunakan bahan baku fosil dengan produksi ammonia berbasis energi terbarukan.

Ammonia, zat berbahaya karena memiliki sifat yang toksik terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun amonia dapat dimanfaatkan dalam beberapa bidang. Seperti menjadi komponen utama dalam produksi pupuk, yang berperan untuk meningkatkan hasil pertanian dan keberlanjutan pangan. 

Clean ammonia sendiri terdiri dari blue dan green ammonia yang belakangan ini disebut sebagai salah satu sumber energi bersih baru yang menjanjikan. Blue ammonia diproduksi melalui proses konversi grey ammonia yang menggunakan blue hydrogen sehingga dihasilkan melalui pemisahan molekul air (H2O) dengan menggunakan sumber energi fosil, seperti gas alam atau batubara.

Namun untuk green ammonia diproduksi menggunakan green hydrogen melalui proses elektrolisis air menggunakan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, hingga panas bumi. Keunggulan kedua yakni dalam prosesnya, blue ammonia dapat diproduksi dan digunakan pada infrastruktur yang sudah ada tanpa perubahan yang signifikan karena sifatnya yang hampir sama dengan grey ammonia.

Perbedaan produksi blue ammonia terletak pada teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon yang memungkinkan pemisahan produksi amonia dari emisi karbon. Di sisi lain, green ammonia diproduksi menggunakan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik yang diperlukan dalam proses elektrolisis air.

Namun, produksi ammonia konvensional berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan lainnya karena menggunakan bahan baku fosil. Produksi ammonia hijau berkelanjutan menjadi solusi untuk mengurangi dampak tersebut dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, dalam proses produksi ammonia.

Dalam kemitraan ini, PKT akan bekerja sama dengan lima perusahaan riset terkemuka yang memiliki keahlian di bidang teknologi energi terbarukan dan proses kimia hijau. Setiap perusahaan riset akan memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan teknologi produksi ammonia hijau yang efisien dan berkelanjutan.

Proyek produksi ammonia hijau tersebut diharapkan akan menjadi contoh bagi industri pupuk di Indonesia dan di tingkat global. PKT dan mitra risetnya bertujuan untuk membangun proses produksi ammonia hijau yang efisien dan teruji, sehingga dapat menjadi contoh bagi industri pupuk lainnya dalam menerapkan praktik berkelanjutan.

Kemitraan ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target pengurangan emisi sesuai dengan kesepakatan internasional. PKT dan mitra risetnya berharap dapat mempercepat transisi industri pupuk menuju produksi ammonia hijau yang berkelanjutan, yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat.

Melalui kemitraan ini, PKT dan perusahaan riset dunia memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendorong inovasi dan perubahan positif dalam industri pupuk, serta berkontribusi pada pengembangan ekonomi berkelanjutan di Indonesia dan dunia.

Studi Bersama Produksi Amonia Hijau

Kolaborasi PKT bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, Aalborg CSP dan Pertamina New & Renewable Energy dalam studi bersama tentang produksi amonia hijau, resmi ditandatangani dalam  Memorandum of Understanding (MoU) pada 19 Mei 2023 lalu, di Kopenhagen, Denmark.

MOU PKT bersama lima perusahaan tersebut menjadi catatan sejarah dalam upaya mencapai produksi amoniak bebas karbon. Riset bersama akan difokuskan pada pembangunan fasilitas yang dapat menghasilkan 1 juta ton Green Ammonia per tahun, dengan perkiraan investasi sebesar USD 4 miliar.

Pada prosesnya, produksi amonia hijau menggunakan 100% bahan terbarukan dan bebas karbon. Menggunakan hidrogen hijau yang dihasilkan melalui elektrolisis air, produksi amonia memungkinkan tanpa emisi karbon yang berbahaya. Terobosan teknologi ini menjanjikan transformasi produksi amoniak, menuju era baru keberlanjutan dan ramah lingkungan. 

Kajian ini bertujuan untuk mengatasi tantangan intensitas energi dalam memproduksi amoniak hijau. Secara konvensional, pemisahan amonia dari reaktannya melibatkan fluktuasi suhu dan tekanan yang signifikan yang bergantung pada penggunaan energi bahan bakar fosil. Namun, penelitian ini ingin memastikan apakah penggunaan teknologi nuklir berbasis Thorium dapat memungkinkan produksi amoniak tanpa menggunakan bahan baku hidrokarbon dengan harga yang tetap kompetitif.

PKT bertujuan untuk mengganti semua produk amonia abu-abu yang diproduksi menggunakan bahan baku hidrokarbon dengan amonia hijau, sehingga dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua. Hal ini sejalan dengan komitmen PKT terhadap keberlanjutan dan mencapai emisi net-zero pada tahun 2050. 

Kemitraan antara PKT, Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, Aalborg CSP dan Pertamina New & Renewable Energy juga merupakan bukti kuat komitmen bersama Indonesia dan Denmark menuju tujuan bersama menciptakan lingkungan yang lebih hijau. (Betty)

0
Artikel Terbaru