Musim Hujan Tiba, Ini Tips Menanam Cabai Agar Tidak Membusuk
Pemupukan yang Teratur Bantu Tanaman Cabai Panjang Umur. Foto: flickr.com
(Istimewa)Kamu ingin menanam cabai di rumah? Untuk menanam cabai dengan hasil memuaskan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Kamu harus ingat bahwa tanaman cabai membutuhkan tanah yang subur, kelembaban tanah yang memadai, serta cuaca panas yang panjang dan hangat untuk tumbuh subur. Dalam kondisi yang tepat, cabai adalah tanaman akan terbebas dari masalah. Tetapi dalam kondisi basah, berkabut atau sejuk, mereka rentan terhadap masalah pertumbuhan dan penyakit yang buruk, termasuk busuk akar.
Nah, apa penyebab busuk akar pada tanaman cabai, gejala, serta cara mencegahnya? Dilansir dari Home Guides SF Gate, Sabtu (15/5/2021), penyebab busuk akar pada tanaman cabai biasanya disebabkan oleh patogen yang ditularkan melalui tanah, yakni Phytophthora capsici. Penyakit ini menyebar melalui air dan paling sering terjadi selama periode hujan lebat.
Phytophthora capsici juga bisa muncul di awal musim pada tanaman muda yang terlalu banyak disiram. Penyakit ini menyebar dari satu tanaman ke tanaman melalui daun basah. Tanda busuk akar yang paling jelas adalah tanaman layu meski tanahnya lembab. Saat penyakit berkembang, batangnya mungkin layu dan mati kembali ke tanah atau seluruh tanaman lada kehilangan daunnya.
Jika kamu mencabut tanaman yang terinfeksi, akarnya berwarna cokelat atau menghitam dan mudah hancur.
Cara Mencegah Busuk Akar Pada Tanaman Cabai
Begitu busuk akar menginfeksi tanaman cabai, penyakit ini biasanya berakibat fatal dan tidak ada pengobatannya. Pencegahan adalah satu-satunya strategi praktis. Untuk mengurangi risiko busuk akar pada tanaman cabai, sirami tanaman muda secara dangkal dan sering.
Setelah tanaman cabai tingginya 8 hingga 12 inci, kamu bisa menyiramnya lebih dalam. Sistem selang hujan atau sistem tetes, daripada menyiram di atas kepala, dapat menjaga daun tetap kering, yang membantu mencegah penyebaran penyakit.
Sirami pagi-pagi sekali agar daun cepat kering dan hindari bekerja di kebun saat basah. Strategi yang memperbaiki tekstur dan drainase tanah juga dapat membantu.
Gali kompos dan pupuk kandang sebelum menanam dan gunakan bedengan jika kamu memiliki tanah liat yang berat. Segera buang semua tanaman yang terinfeksi sebelum penyakit menyebar, dan rotasikan tanaman cabai agar tidak tumbuh di kebun yang sama selama dua tahun berturut-turut.
Tips Menanam Cabai di Rumah Saat Musim Hujan
Tanaman cabai termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman cabai bisa dibilang mudah apabila masuk musim panas. Namun, dibutuhkan perawatan khusus ketika memasuki musim hujan.
Pasalnya, bunga tanaman bisa rontok dan akar membusuk ketika musim hujan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air hujan yang diserap oleh tanah. Untuk mengatasinya, kamu perlu memastikan tanah tidak terlalu basah, tetapi tetap lembab.
Untuk mengatasinya, berikut adalah tips menanam cabai saat musim hujan yang dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian RI.
- Tinggikan tanah atau bedengan
Jika kamu menanam cabai di halaman rumah, buat gundukan tanah lebih tinggi daripada biasanya di sekitar pohon cabai milikmu. Gundukan tanah yang terlalu rendah bisa mengakibatkan genangan air pada parit-parit di sekitar tanaman sehingga tanah menjadi terlalu lembab dan becek. Pada kondisi seperti ini beberapa jenis penyakit berkembang lebih cepat, terutama penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dan bakteri.
- Rutin mengecek pH tanah
Tanah yang lembap dengan pH antara 5,5 sampai 6,5 ideal untuk menanam cabai. Tingkat keasaman tanah bisa meningkat apabila terlalu sering menyerap air hujan.
Oleh karena itu, kamu perlu mengecek pH tanah saat melakukan pengolahan tanah. Apabila tanah terlalu becek, sebaiknya tutup tanah dengan plastik agar tidak terkena air hujan.
Sebaliknya, apabila pH tanah terlalu rendah, sebaiknya taburkan kapur dolomit atau kieserite secara merata dan biarkan tanah terkena air hujan.
- Kurangi pemberian pupuk Nitrogen
Pada musim hujan kandungan nitrogen bebas di udara sangatlah tinggi. Nitrogen sebenarnya sangat bagus untuk pertumbuhan daun dan pucuk batang tanaman. Namun kandungan nitrogen yang berlebihan dan belum diserap tanaman juga akan menyuburkan jamur patogen seperti antraknosa.
Untuk itu, saat musim hujan sebaiknya pupuk nitrogen seperti ZA an UREA tidak dipakai. Gunakan pupuk NPK 15-15-15 sebagai pupuk dasar lalu ditambah dengan SP-36 dan KCL. Hal ini akan membuat perbandingan unsur Nitrogen menjadi lebih kecil.
Salah satu produsen pupuk NPK 15-15-15 yang berkualitas adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Pupuk produksi PKT ini bisa diberikan setiap 2-3 minggu sekali.
- Memanfaatkan jamur baik
Tidak semua jamur membahayakan pertumbuhan tanaman cabai. Kamu masih bisa memanfaatkan perkembangan jamur baik seperti Trichoderma, Gliocladium, dan Mikoriza untuk mengendalikan perkembangan jamur patogen yang merugikan tanaman cabai.
Jamur-jamur tersebut bisa membantu proses pengomposan zat organik sebagai pupuk dasar, sehingga mudah diserap oleh akar tanaman cabai. Selain itu, jamur baik juga bisa mencegah serangan berbagai bakteri yang mempercepat pembusukan tanaman cabai.
- Atur jarak tanam
Jika kamu memiliki lebih dari satu pohon cabai atau menanam pohon cabai di sebelah tanaman lain, berilah jarak kira-kira 50 cm hingga 60-70 cm. Hal ini dilakukan agar cahaya matahari bisa merata hingga ke bagian bawah tanaman. Dengan demikian, jamur dan bakteri akan mati. Selain itu, jarak juga bisa mencegah penularan penyakit antar tanaman.
- Tutup tanah dengan plastik mulsa
Untuk mencegah penyerapan air hujan yang terlalu banyak, kamu sebaiknya menutup gundukan tanah menggunakan plastik mulsa. Plastik mulsa akan menghalangi tanah menyerap terlalu banyak air hujan dan mengalirkan air hujan ke saluran irigasi yang telah disiapkan.
Tak hanya itu, penggunaan plastik mulsa juga bisa mengurangi air yang diserap oleh akar tanaman cabai, sehingga tidak terjadi pembusukan atau perkembangbiakan jamur.
- Menanam varietas cabai unggul
Kamu bisa mencari benih cabai yang berkualitas. Pilihlah benih dari buah cabai yang kecil dan padat yang dipercaya lebih tahan terhadap patek atau antraknosa.
- Menyemprotkan Kalium dan Kalsium
Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah perlu menambah daya tahan tanaman cabai terhadap serangan bakteri dan jamur jahat dengan menyemprotkan kalium dan kalsium. Kandungan kalium dan kalsium bisa menyehatkan tanaman sehingga bisa mengurangi risiko infeksi jamur dan bakteri.
Namun, penggunaan kalium serta kalsium tidak benar-benar membuat tanaman cabai terbebas dari jamur dan bakteri. Kamu tetap perlu memperhatikan tingkat keasaman tanah agar tidak ada bakteri dan jamur yang berkembang biak.
Menanam dan merawat tanaman cabai di musim penghujan memang tidak mudah. Kamu perlu memantau perkembangan tanaman cabai setiap saat agar tidak ada penyakit, hama, maupun jamur yang menyerang.
Penulis: Tyo